Pada beberapa anak, demam yang terlalu tinggi bisa memicu kejang. Nah,
jika anak sering mengalami kejang demam, apakah ini akan berdampak pada
otaknya?
"Pada beberapa anak, keseringan kejang demam bisa
berpengaruh pada otak. Saat kejang kita kan nggak bisa napas, nggak ada
oksigen yang dialirkan melalui aliran darah..
Hal itu ia sampaikan di
sela-sela Live Chat 'Memahami Demam si Kecil' Nah, oksigen yang kurang dialirkan ke otak bisa
menyebabkan beberapa saraf di otak mati permanen. 6 detik tidak bernapas saja sudah bahaya bagi otak karena otak bisa kekurangan oksigen.
"Kalau
sudah rusak permanen, bagian mana nih yang terkena. Jangan-jangan di
bagian memori jadi otomatis nanti prestasi belajar anak pas udah gede
nggak terlalu bagus karena ada gangguan di sana. Atau bisa saja
intelegensinya kurang baik.
Kejang
yang dialami anak bisa saja tidak berupa tangan yang tiba-tiba kaku dan
bergetar. Bisa jadi kejang ditandai dengan mata kaku dan hanya melotot,
mulut seperti monyong, atau pada bayi kaki akan seperti gerakan
mengayuh sepeda.
Perlu dibedakan antara
kejang dan menggigil. Jika anak menggigil, bagian tubuh yang bergetar
akan diam saat dipegang. Tapi jika anak kejang, bagian tubuh yang
bergetar akan tetap bergerak meski dipegang.
"Untuk durasi
kejangnya tergantung derajat infeksinya. Prinsipnya kalau demam anak
sudah di atas 40 derajat celcius, segera bawa ke dokter untuk dievaluasi
lebih lanjut apa yang bikin si anak ini demam.
Sumber : health.detik.com