Anjuran agar hanya memberikan ASI kepada Si Kecil sampai ia berusia 6
bulan, bukannya tanpa alasan. Karena, kandungan ASI sudah mencukupi
nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil, serta cocok bagi perut dan sistem
pencernaannya yang belum sempurna. Tepat Si Kecil berusia 6 bulan,
kenalkan juga ia dengan berbagai macam makanan sebagai pendamping ASI
(MPASI), demi memenuhi kebutuhan gizinya.
Untuk itu, pastikan Ayah dan Bunda memberikan varian asupan bergizi
setiap hari dengan takaran yang cukup. Menurut data Riset Kesehatan
Dasar (Riskedas 2010), asupan kalori balita Indonesia masih di bawah
angka kecukupan gizi (AKG). Ini terjadi akibat pemenuhan gizi yang
salah, sehingga Si Kecil kekurangan maupun kelebihan zat gizi tertentu.
Dr. Endang Dewi Lestari, MPH, SpA(K), spesialis anak konsultan, pakar
gizi dan penyakit metabolik, mengungkapkan, salah satu akibat dari
rendahnya AKG adalah perawakan pendek (stunting), di mana rata-rata
tinggi tubuh balita perempuan dan laki – laki Indonesia masing-masing
6,7cm dan 7,3cm, lebih pendek daripada standar WHO 2005.
Adapun masalah stunting tidak hanya berhenti pada tinggi badan. Dalam
jangka pendek, kekurangan zat besi dan asam amino berdampak terhadap
tumbuh kembang, daya tahan tubuh dan fungsi kognitif. Sementara dalam
jangka panjang, kekurangan zat besi yodium, zinc, dan vitamin A,
berpotensi menyebabkan terjadinya penurunan IQ dan risiko penyakit,
seperti obesitas, diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, dan
osteoporosis. “Nutrisi yang cukup selama periode emas atau 1.000 hari
pertama pertumbuhan Si Kecil berperan penting dalam mengantisipasi
dampak dari masalah gizi kompleks. Karena pada periode emas, otak, otot,
dan tulang rangka berkembang pesat, dan ketika si kecil genap berusia 2
tahun, perkembangan otaknya sudah sama dengan 80% otak orang dewasa.
Momen makan pertama saat Si Kecil berusia 6 bulan memiliki peran penting
jangka pendek, antara lain menanamkan memori rasa dengan mengenalkan
ragam rasa dan tekstur sejak dini, dan membantu mengurangi risiko
alergi. Sedangkan manfaat jangka panjangnya, yakni menghindarkan Si
Kecil dari perilaku susah makan di kemudian hari, dan memudahkan ia
beradaptasi terhadap makanan baru.
Sumber : Ayahbunda