ASI merupakan nutrisi yang paling penting bagi bayi, terutama selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Akan tetapi, tidak sedikit bayi yang memang terpaksa minum susu formula di usia awal kehidupannya tersebut. Termasuk mengonsumsi kombinasi ASI dan susu formula. Sebenarnya, bolehkah mengombinasi ASI dengan susu formula untuk bayi ? Temukan jawabannya dalam pembahasan di bawah ini.
Mengombinasi Hanya dalam Kondisi Terpaksa
Susu formula mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Memperkenalkannya saat beberapa minggu kehidupannya atau beberapa bulan kemudian tidak mengindikasikan bahwa masa menyusui Moms akan segera berakhir. Mengombinasi ASI dengan susu formula menjadi hal penting dalam kasus ini. Menurut dr. Yoga Devaera, SpA, dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mengombinasi ASI dan susu formula bisa dilakukan dalam kondisi terpaksa.
Artinya, memang tidak ada lagi pilihan selain memberikan susu formula bergantian dengan ASI. Kombinasi ini tidak akan merusak sistem pencernaan, khususnya usus, namun berisiko memicu alergi. Risiko alergi sendiri muncul akibat adanya perbedaan sumber protein yang terdapat di dalam susu formula dan ASI. Sebab, sebagian besar protein di dalam susu formula berasal dari susu sapi.
Beberapa kondisi terpaksa yang dimaksud antara lain:
- Ketika Moms tidak memiliki produksi ASI yang cukup bagi Si Kecil
- Ketika kondisi Moms tidak memungkinkan untuk memompa ASI atau menghasilkan ASI perah
- Ketika Moms membutuhkan waktu tidur ekstra
Mengombinasi Bukan Mencampurkan ASI dan Susu Formula dalam Botol yang Sama
Kata kombinasi terkadang disalahdiartikan sebagai mencampurkan ASI dengan susu formula dalam satu botol. Apakah tindakan tersebut boleh dilakukan? Apakah mencampur ASI dengan susu formula dalam satu botol untuk satu kali konsumsi tidak berbahaya bagi bayi? Akan jauh lebih bermanfaat ketika Moms bisa memberikan lebih banyak ASI perah kepada bayi sebelum memberikannya susu formula (meskipun diperlukan).
Pasalnya, semakin banyak nutrisi, probiotik, serta berbagai faktor antiinfeksi yang didapatkan oleh bayi dari dalam ASI, semakin baik juga kesehatan dan tumbuh kembangnya. Sheela Geraghty, M.D., direktur medis Cincinnati Children’s Center for Breastfeeding Medicine, menyarankan jika bayi masih terlihat lapar setelah menyusu, konsultasikan dengan dokter anak. Dalam kondisi ini, Moms mungkin disarankan memompa ASI untuk meningkatkan produksinya, termasuk mengonsumsi makanan-makanan yang berguna meningkatkan produksi ASI dan memenuhi kebutuhan makan Si Kecil dengan memberikan susu formula selama beberapa waktu.
Sementara itu, Jan Barger, seorang konsultan laktasi untuk Wheaton Pediatrics menyarankan, tidak peduli seberapa banyaknya ASI yang bisa Moms perah, lebih baik susui bayi hanya dengan ASI. Namun, dalam kondisi tertentu, Moms bisa memberikan 30 ml atau maksimal 60 ml susu formula sesuai dengan kebutuhan Si Kecil. Bukan dicampur dalam botol yang sama, melainkan diberikan secara bergantian. Mencampur ASI dengan susu formula dalam satu botol hanya akan mengubah komposisi ASI, termasuk juga membuat ginjal bayi harus bekerja ekstra karena mikronutrien yang ada di dalam susu formula jauh lebih pekat dari ASI. Oleh karena itu, jangan pernah mencampur ASI dengan susu formula. Berikan Si Kecil ASI saja atau susu formula saja dalam waktu dan kesempatan berbeda. Selain itu, jangan lupa selalu patuhi panduan membuat susu formula yang benar dan jangan menyeduh susu formula menggunakan cairan apapun kecuali air.