Semua Parents tentu menginginkan anak bisa tumbuh dengan karakter positif. Sayangnya, membentuk karakter anak usia dini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lantas, bagaimana caranya? Dalam hal ini, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi., selaku psikolog anak dan remaja mengingatkan bahwa pembentukkan karakter anak menjadi fondasi bagi perkembangan karakter seorang anak.
Artinya, jika Parents menginginkan anak bisa hidup mandiri dan memiliki beragam skill dalam menjalani hidup, pembentukkan karakter anak perlu dilakukan sejak usia dini. “Karakter sendiri bisa diartikan sebagai kualitas mental seseorang. Oleh karena itu, membentuk karakter anak usia dini perlu dilakukan agar anak memiliki potensi, kemampuan dan bakat yang bisa terus dikembangkan,” ujarnya.
Tak hanya itu, sebuah riset yang dilakukan oleh Marian Diamond, PhD., ahli saraf dari University of California Berkeley, Amerika Serikat meneliti 200 ibu membuktikan bahwa kualitas bonding dengan anak, mulai bayi hingga remaja (16 tahun) sangat memengaruhi karakter seorang anak.
Rupanya hal ini dikarenakan kedekatan yang baik antara ibu dan anak juga membuat anak merasa diterima, diinginkan dan dicintai.
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk membentuk karakter positif pada anak? Menurut Psikolog Vera, untuk membangun bonding dengan anak sejak dini sebenarnya tidaklah sulit. Pasalnya, ada ragam kegiatan yang bisa dilakukan Parents bersama dengan si kecil.
Menghabiskan waktu secara rutin
Setiap anak butuh waktu khusus bersama dengan salah satu orangtuanya secara bergantian. Setidaknya selama 10-15 menit setiap harinya, atau di waktu-waktu yang telah ditentukan bersama. Misalnya setiap Jumat sore ‘kencan’ dengan Bunda sementara Sabtu pagi adalah jadwal ‘kencan’ dengan Ayah tanpa saudara yang lain.
Pilih aktivitas menyenangkan
“Aktivitasnya dapat bermacam-macam. Bisa bermain interaktif yang disesuaikan dengan usia anak. Bisa dengan membacakan buku atau sekadar bercakap dengan saling bertukar cerita,” ungkapnya.
Salah satu media yang bisa dipilih adalah dengan menikmati beragam aktivitas seru dan menyenangkan dari Kodomo Challenge. Di mana program-programnya telah dikemas dan disesuaikan dengan kelompok usia si kecil.
Jadi ketika si kecil berusia 1-2 tahun misalnya, aktivitas bermain untuk si kecil akan dirancang berbeda dengan anak berusia 2-3 tahun, begitu pula usia 2-3 tahun akan berbeda dengan 3-5 tahun, namun tetap saling berkaitan.
Harapannya, tumbuh kembang si kecil dapat berjalan sesuai dengan milestone pada usianya karena telah mendapatkan stimulus baik dari perkembangan sensorik, motorik, kemampuan berbahasa bahkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah, hingga menanamkan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya beragam karakter yang dihadirkan dalam materi edukasi Kodomo Challenge, tentu menjadi salah satu daya tarik untuk Si Kecil. Misalnya, Shimajiro yang berperan sebagai learning buddy yang bisa menjadi teman belajar yang mengasyikkan dan memberikan inspirasi bagi Si Kecil.
Program ini pun diciptakan untuk mempererat hubungan Parents dengan Si Kecil, karena semua materinya merupakan materi pembelajaran di rumah. Artinya, Parents memang perlu mendampingi Si Kecil saat bermain dan belajar.
Source: TheAsianParent