Takut produksi ASI-nya tak mencukupi dan khawatir bayinya kehausan,
seringkali orang tua memberikan air tambahan untuk bayinya yang belum
genap berusia 6 bulan. Padahal faktanya tak perlu demikian.
Menurut
konselor laktasi RS Hermina Bekasi, dr Sylvia Haryeny, IBCLC, bayi
sebenarnya tidak perlu lagi diberi air tambahan sebelum berusia 6 bulan.
"Jika
rasa haus bayi dipuaskan dengan air tambahan, maka mereka akan menyusu
lebih sedikit, dan mendapatkan lebih sedikit energi, protein, dan zat
gizi lain dan juga dapat berpengaruh terhadap produksi ASI.
Pemberian
air tambahan juga sering dilakukan oleh ibu karena merasa ASI yang
diproduksinya 'terlalu encer'. dr Sylvi menekankan bahwa itu sebenarnya
adalah karena para ibu melihat produksi ASI awal saja. ASI yang keluar
pertama kali disebut ASI awal (foremilk), sementara ASI yang keluar
belakangan disebut ASI akhir (hindmilk).
"ASI awal dihasilkan
dalam jumlah yang lebih banyak daripada ASI akhir, mengandung banyak
protein, laktosa, dan zat-zat gizi lainnya, serta air yang banyak.
Pada dasarnya ASI akan selalu berubah termasuk dari
awal ke akhir dalam satu kegiatan penyusuan. Ibu tak perlu khawatir bayi
kehausan, sebab ASI awal diproduksi dalam jumlah banyak, sehingga semua
kebutuhan air bayi akan terpenuhi, sekalipun tinggal di daerah beriklim
panas.
"Minta mereka untuk melihat ASI yang keluar di akhir
satu proses menyusui. Jelaskan bahwa penting sekali bagi bayi untuk
memperoleh ASI awal dan ASI akhir, demi mendapatkan 'makanan' yang
lengkap dan seluruh air, energi dan zat gizi yang ia butuhkan.