Setelah dilahirkan, bayi perlu mendapatkan stimulus agar menjadi anak cerdas di masa belajarnya nanti. Stimulus pada bayi sejak dini dapat membantu kematangan struktur otak dan sistem saraf. Pemberian stimulasi pada bayi mencakup enam yaitu stimulus taktil (perabaan, belaian dan sentuhan), stimulus visual, stimulus auditori (pendengaran), stimulus vestibular (keseimbangan), stimulus olfaktori (penciuman), stimulus proprioseptif (otot, sendi dan ligamen) dan stimulus gustatory (pengecap).
Keenam stimulus ini dapat diterapkan ke dalam sejumlah ritual perawatan sehari-hari bayi. Di antaranya pemijatan dan sentuhan (stimulus taktil), mandi (stimulus vestibular) dan pemberian wewangian (stimulus olfaktori). Anda pun tak perlu jungkir balik untuk melakukan stimulasi. Asalkan Anda mau, Anda dapat lakukan kapan saja dan dimana saja:
1. Dengan dicium, bayi merasa terlindungi dan terjaga
Itu sebabnya bayi suka sekali dicium, karena dia merasa aman. Cium di pipi, perut, lengan atau kaki bayi. Anda dapat menghujani bayi dengan ciuman, tapi lakukan dengan lembut karena bayi tidak suka dikejutkan atau gerakan kasar.
Tiup bagian tubuh bayi hingga berbunyi. Bunyi “bbrrppp” dari mulut Anda sangat disukai bayi dan sensasi rasa geli membuat bayi senang.
2. Menggendong dan membuai sangatlah penting untuk pengembangan rasa percaya, empati, belas kasih, dan hati nurani bayi
Selanjutnya bayi mengembangkan kecerdasan dan kemampuannya untuk menerima, memberikan kasih sayang, keintiman, cinta dan kebahagiaan.
Gendong bayi pada posisi tidur, dengan bagian leher bayi ditopang oleh lengan Anda. Bagian leher bayi baru masih lemah, belum bisa menopang kepalanya. Untuk bayi usia 2 – 3 bulan, gendonglah bayi dengan posisi kepala berada di bahu Anda dengan tetap menopang lunggung, leher dan kepala.
3. Sandarkan di dada karena bunyi detak jantung yang teratur terekam dalam memori otak bayi
Irama jantung Bunda yang teratur akan membuat sirkuit otak bayi khususnya di bagian korteks yang menjadi pusat ingatan dan pengendalian emosi terbentuk dengan sempurna. Bunyi detak jantung yang teratur terekam dalam meori otak hingga tercipta keseimbangan antara kognitif dan emosi.
4. Pelukan terbukti bisa mengurangi depresi dan meningkatkan kekebalan tubuh
Pelukan adalah obat yang mujarab. Secara ilmiah pelukan terbukti bisa mengurangi depresi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Pelukan juga bisa memberi energi baru pada tubuh lelah menjadi segar dan merasa muda. Pelukan yang dilakukan di rumah secara rutin akan memperkokoh tali kasih.
5. Dengan menatap mata pada bayi maka akan ada kontak batin yang terikat
Meski penglihatan bayi masih samar, dia bisa melihat wajah Anda dalam jarak pandang 20 – 30 cm. Dengan menatap mata bayi, Anda mendapat balasan, dia juga menatap Anda. Saat menatap wajah Anda, dia sedang mempelajari dan mengingat wajah Anda. Ajak bayi bermain “ciluk ba” dan fokuslah menatap matanya saat membuka kedua tangan Anda.Anda juga bisa sering-sering ajak keluar rumah agar ia melihat pemandangan berbeda.
4. Meski bayi belum paham jika diajak berbicara, namun bayi akan merasa terpanggil batinnya
Beberapa bulan sebelum bayi bisa berbicara dengan baik, kata-kata yang sering didengarnya akan berperan penting dalam perkembangan otaknya. Bicaralah sambil menatap matanya, dengan kalimat singkat, jelas pengucapannya, intonasi naik-turun dan ekspresi menarik sesuai cerita yang Anda sampaikan.
5. Sentuhan dapat mengenalkan bayi akan arti nilai kasih sayang dan menyayangi
Bayi tak hanya akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, namun juga tumbuh menjadi pribadi yang bisa menyayangi dan peka pada lingkungan sekitarnya. Bayi yang banyak diber sentuhan dan belaian, perilakunya akan lebih mudah diatur, tidur lebih nyenyak dan tidak rewel.
Sumber : sayangianak.com